Menurut WHO/ UNFPA, remaja adalah anak berumur 10-19 tahun. Di umur 10-15 tahun, terjadi masa pertumbuhan cepat (growth spurt), yang merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan menuju kematangan fisik dan seksual. Ciri-ciri seks sekunder semakin tampak, seperti tercapainya kematangan fertilitas, perubahan signifikan dalam kematangan psikologis dan kognitif. Secara alamiah, anak perempuan lebih cepat mengalami pubertas daripada anak lelaki. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan pesat Berat Badan (BB) dan tinggi badan (TB). Puncak pertambahan pesat TB terjadi di umur 11 tahun pada remaja perempuan dan sekitar 14 tahun pada remaja laki-laki. Di atas 15 tahun, derajat pertumbuhan badan mulai berkurang, lalu berhenti di umur 18 tahun, memasuki dewasa.
Masa remaja merupakan tahap transisi penting pertumbuhan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Mengingat aktivitas fisik yang umumnya banyak dilakukan oleh remaja, seperti sekolah, olahraga, hobi, kursus dan ke-organisasi-an, remaja memerlukan asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk memenuhi kecukupan proteinnya, remaja bisa diperkenalkan dengan berbagai sumber protein hewani seperti telur, ikan, daging, unggas, susu dan hasil olahannya. Serta sumber protein nabati pada kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan susu kedelai. Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Khusus bagi remaja perempuan, perhatikan juga asupan zat besi, folat, vitamin A, vitamin C dan berbagai vitamin B untuk menghindari anemia dan masalah gizi lainnya. Makanan yang kaya akan zat gizi tersebut, banyak terdapat pada hati, daging, unggas, kuning telur, serealia kasar, sayur dan buah, serta kacang-kacangan. Sertakan konsumsi air minimal 2 liter sehari.