Pernahkah ibu mendengar mengenai istilah IMD atau Inisiasi Menyusui Dini? Inisiasi menyusui dini adalah suatu cara memperkenalkan Air Susu Ibu (ASI) dengan cara meletakkan bayi ke dekapan ibu sesaat setelah dilahirkan, tanpa memandikan bayi terlebih dahulu. Secara alami, bayi akan mencari sendiri puting ibu dan melakukan isapan pertama. Hal ini selain mendekatkan hubungan ibu dan bayi juga bermanfaat untuk mencegah terbuangnya ASI yang pertama kali keluar, berwarna kekuningan, disebut kolostrum yang sangat bermanfaat bagi bayi karena mengandung protein dan antibodi.
Manfaat penting lainnya, isapan pada puting susu ibu akan merangsang dikeluarkannya hormon prolaktin yang berfungsi untuk memproduksi ASI, dan hormon oksitosin yang bermanfaat untuk mengeluarkan ASI serta merangsang kontraksi uterus (dinding rahim) sehingga mempercepat penghentian perdarahan pasca persalinan, sekaligus mempercepat pemulihan uterus ke ukuran semula.
Keberhasilan produksi ASI, baik yang pertama kali maupun yang selanjutnya, sangat bergantung pada intensitas (lama dan frekuensi) bayi menyusu. Makin lama dan makin sering bayi menyusu, semakin banyak produksi ASI ibu. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui adalah keterampilan menyusui. Letak ‘pabrik susu’ adalah pada bagian aerola (cokelat kehitaman), bukan pada bagian puncak puting saja. Sehingga, upayakan bayi mencapai bagian aerola tersebut sehingga laju ASI akan keluar dengan lancar.
Ibu menyusui memerlukan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Kebutuhan energinya mencapai 2.400-2.450 kkal setiap hari.
Makanlah beragam sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mi, bihun, jagung, sagu, sukun, pisang, singkong, ubi jalar, talas dan umbi lain.
Protein adalah zat gizi utama yang mendukung protein ASI. Makanan yang kaya protein hewani adalah telur, ikan, daging, unggas, susu dan hasil olahnya. Sementara makanan yang kaya akan protein nabati adalah tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti susu kedelai.
Lemak berperan dalam produksi ASI dan membawa vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dalam ASI. Lemak yang diperlukan terutama adalah lemak tak jenuh ganda, seperti omega-3 yang terdapat pada ikan tongkol, cakalang, tenggiri, lemuru, sarden, salmon dan omega-6 yang yang terdapat pada minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari. Omega-3 dan Omega-6 penting untuk perkembangan dan fungsi saraf janin.
Vitamin dan mineral yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium dan selenium. Vitamin A, D, E, K, dan B banyak terdapat pada sumber protein hewani sedangkan vitamin C dan A banyak terdapat pada sayuran dan buah. Untuk mendapatkan kandungan mineral, perbanyak makan kacang-kacangan.
Air merupakan komponen utama ASI. Setiap hari ibu menyusui menghasilkan 650-1.000 ml ASI. Selama menyusui, ibu memerlukan sekitar 3 liter air per hari yang bisa diperoleh dari minuman maupun air yang tersedia pada makanan ibu.
Ibu menyusui dianjurkan mengonsumsi suplemen vitamin A dan zat besi untuk mencukupi kebutuhannya. Namun sebaiknya ibu berkonsultasi dengan ahli gizi dan atau dokter terlebih dahulu supaya jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan harian ibu.
Jika ibu bekerja, ibu dapat tetap memberikan ASI dengan terlebih dulu mengeluarkannya melalui pompa khusus. ASI tersebut disimpan dalam lemari pendingin di rumah untuk diberikan kepada bayi ibu. Tunggu paling tidak empat minggu pasca persalinan sehingga pengeluaran ASI sudah lancar. Perhatikan hal-hal berikut untuk penanganan ASI yang aman:
*Keterangan:
Nasi 1 porsi = 3/4 gls = 100 gr = 175 kkal
Sayur 1 porsi = 1 gls = 100 gr = 25 kkal
Buah 1 porsi = 1-2 bh = 50-190 gr = 50 kkal
Tempe 1 porsi = 2 ptg sdg = 50 gr = 75 kkal
Daging 1 porsi = 1 ptg sdg = 35 gr = 75 kkal
Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
Gula 1 porsi = 1 sdm = 13 gr = 50 kkal
Susu bubuk tanpa lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal